Salah satu dari banyak kisah fantastis dalam Kitab Kejadian adalah Menara Babel. Menara Babel (Bahasa Ibrani disebut Migdal Bavel , dalam bahasa Arab: Burj Babil) , adalah menara tertinggi di bumi yang pernah dibangun manusia di zaman Babylonia. . Menara Babylonia ini berdiri setelah zaman Nabi Nuh , pasca air bah! . Penduduk pada zaman itu dianugerahi dengan kekuatan-kekuatan fisik yang lebih dan keperawakan yang gagah dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Menara inilah yang dikenal hingga saat ini sebagai simbol keangkuhan dan kesombongan manusia . Mitologi kuno menyebutkan bahwa dahulunya manusia hanya memiliki satu rumpun bahasa dan kemudian para manusia bepergian ke arah timur dan mendirikan sebuah menara yang sangat tinggi menjulang ke langit di sebuah tempat yang bernama Shinar. Ada banyak kisah yang menuturkan mengenai menara ini. Diantaranya bersumber dari Kitab Taurat (Yahudi) dan Alkitab .

Kisah Menara Babel dijelaskan dalam Alkitab , di kitab Kejadian 11 dan hanya dalam beberapa ayat yaitu di kitab Kejadian 11:1-9 . Dikisahkan demikian: “Setelah peristiwa air bah, Allah memerintahkan manusia untuk “bertambah banyaklah serta penuhilah bumi” (Kej 9:1). Manusia justru melakukan hal yang sebaliknya. “Juga kata mereka: ‘Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi'” (Kej 11:4).

Manusia memutuskan untuk membangun sebuah kota besar dan berkumpul di sana . Mereka memutuskan untuk membangun sebuah menara raksasa sebagai simbol kekuasaan mereka, untuk mencari kemuliaan dirinya (Kej 11:4) . Babel disebut bersama Erekh dari Akad (Kej 10.10). Menurut tradisi Babilonia kota itu didirikan oleh dewa Marduk, dan dihancurkan oleh Sargon kr 2350 sM sewaktu ia mengambil tanah dari situ untuk mendirikan ibukotanya yg baru, Agade.

Sejarah pembangunan kota itu dengan menaranya yg tinggi, diceritakan dalam Kej 11:1-1 1. Di sana nama Babel diterangkan secara etimologi populer, berdasarkan atas akar kata yg mirip bh Ibrani halal, sebagai ‘kekacauan’ atau ‘pencampuran’. Dengan demikian Babel menjadi sinonim dengan kekacauan yg disebabkan oleh perbedaan-perbedaan bh yg merupakan bagian hukuman Tuhan alas kecongkakan manusia yg nyata pada pembangunan itu.

Menara ini kemudian diingat sebagai Menara Babel. Arti kata Babel sendiri adalah KEBINGUNGAN . Sebagian besar literatur meyakini bahwa pembangunan menara Babel , diprakarsai oleh Nimrod, anak dari cucu Nabi Nuh di zaman Babilon kuno , jauh tahun sebelum zaman Nebuchadnezza . Orang tua Nimrod adalah Kush , putra Ham , anak Nuh .

Dimanakah lokasi Menara Babel saat ini? .  Pada tahun 2017, Andrew George, seorang profesor Babylonia di Universitas London, melaporkan bahwa ia yakin telah menemukan bukti kuat untuk Menara Babel dalam sebuah tablet kuno yang dipanggang dari kota Babel . Tablet tanah liat yang dipanggang menunjukkan seperti apa bentuk Ziggurat (Monumen Besar) , dengan tujuh langkahnya . Ini menunjukkan raja dengan topi kerucut dan tongkatnya. Dan di bawah ini adalah teks yang menjelaskan tentang commissioning konstruksi menara. George berkata: “Ini adalah bukti yang sangat kuat bahwa menara kisah Babel diinspirasi oleh bangunan asli ini. Di bagian atas … ada relief yang menggambarkan menara langkah dan … sosok manusia yang membawa tongkat dengan topi kerucut. Di bawah relief itu ada sebuah teks yang telah dipahat ke monumen, dan labelnya mudah dibaca. Bunyinya: Etemenanki, Ziggurat Babel. Dan itu berarti Ziggurat atau Menara Kuil Kota Babel. ’Bangunan dan pembangunnya pada bantuan yang sama.”

Orang-orang yang mendaftar untuk membangun menara, diterjemahkan oleh Dr. George sebagai, “Dari Laut Hulu [Mediterania] ke Laut Bawah [Teluk Persia] Tanah Jauh dan Masyarakat Penduduk Asli yang Penuh Penduduk . Penemuan ini meneguhkan apa yang dikisahkan tentang tempat tinggal Nuh dan keturunannya , yakni di daerah Mesopotamia di Babel , yang dikatakan bahwa mereka menetap di tanah bernama Shinar . Secara geografis , Shinar berada di daerah Mesopotamia , saat ini bernama Iraq . Arkeolog pada umumnya sependapat bahwa lokasi menara tersebut berada di kota kuno Babilonia, di sebuah wilayah yang sekarang dikenal sebagai Al Qasr, kira-kira 80 mil selatan Baghdad. Kota asli, yang diyakini dibangun pada sekitar tahun 2300 SM, dihancurkan pada tahun 1595 SM oleh orang-orang Heth, keturunan Kanaan . Pada tahun 612 SM, Nebukadnezar II membangun kembali kota itu, mengubahnya menjadi ibukota Babel . Dia membangun Ziggurat besar di sekitar menara kuno yang asli .

Ziggurat Nebukadnezzar, yang disebut oleh para arkeolog sebagai Etemenanki, diyakini tingginya hampir 90 meter, dengan dasar persegi berukuran 90 meter di setiap sisinya. Ini membungkus bangunan sebelumnya, terbuat dari batu bata yang dibakar sinar matahari, di dalam dinding batu bata setebal 14,7 meter. Alkitab tidak mengatakan berapa banyak Menara telah dibangun ketika Tuhan menghentikan bangunannya, tetapi jelas itu dan kotanya belum selesai. Selain itu, ada kisah-kisah ekstra alkitabiah yang menceritakan bagaimana Allah menghancurkan Menara dengan angin, misalnya, Kitab Yobel (1913) 10:26, dan Sibyl Yunani sebagaimana dikutip oleh Josephus (19736a) (Antiquities 1.4.3) . Meskipun informasi dari sumber-sumber ini tidak membawa otoritas Kitab Suci, namun demikian, tetap terbuka kemungkinan Allah menghancurkan sebagian besar Menara.

Dugaan lain berkata bahwa tempat menara seperti yg disinggung dalam Alkitab, adalah di Dur-Kurigalzu (Aqar Quf), di sebelah barat Bagdad. Tapi kota ini dibangun kr 1400 sM. Yg dapat dikatakan dengan pasti adalah, bahwa cerita Kitab Kej tentang menara adalah bersifat sejarah yg dapat dipercaya mengenai bangunan-bangunan yg tidak bisa ditemui lagi.

Para sejarahwan dunia tidak semua sepakat dengan lokasi Menara Babel saat ini. Ada yang mengatakan di Mesapotamia Utara yang lain meyakini berada di Mesapotamia Selatan. Namun berdasarkan bukti-bukti alkitabiah, historis, geologis, dan geografis, Menara Babel kemungkinan besar dibangun di segitiga Sungai Khabur di Suriah Utara, di suatu tempat di dalam sebuah segitiga yang ditandai pada titik-titiknya oleh Tell Brak, Tell Aqab (dekat Amuda) dan Tell Fakhariyah; dan tidak mungkin ditemukan di manapun di selatan Mesopotamia, seperti yang secara tradisional diyakini. Ada kemungkinan bahwa kita mungkin belum menemukan situs sebenarnya Menara Babel, tetapi ini akan membutuhkan penelitian lebih lanjut serta penggalian arkeologi di tempat.

Hingga serangan AS ke Irak pada tahun 2003, situs tersebut terbengkalai, karena orang-orang setempat mencuri batu bata kuno untuk dijadikan bahan konstruksi. Saddam Hussein merekonstruksi bagian dari Babel kuno pada tahun 1985, menghancurkan bagian-bagian reruntuhan kuno. Meniru kembali praktik kuno, dia menambahkan inskripsinya sendiri, diukirkan ke batu batanya, “Ini dibangun oleh Saddam

Hussein, putra Nebukadnezzar, untuk kemuliaan Iraq”, dan memasang potret besar dirinya di samping sang raja