Saat Teduh: Kok Sakit Ya?

Besi menajamkan besi

Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Amsal 27:17 TB

 

Kitab Amsal disitu secara jelas menulis bahwa orang akan saling ditajamkan oleh sesamanya sendiri, alias manusia juga. Saling menajamkan itu pasti prosesnya menyakitkan dan ngga enak, tapi hasilnya akan saling menajamkan.

Ada 2 kondisi dimana saling menajamkan itu terjadi.

  1. Besi itu harus saling berdekatan. Kalau berjauhan maka daya geseknya akan berkurang.  Itu sebabnya orang yang paling potensial bisa menajamkan kita adalah orang yang paling dekat dengan kita seperti pasangan kita, keluarga besar, rekan kantor atau saudara seiman di komsel atau gereja. Dari situ kita akan ditajamkan, digesek, dilukai, sakit hati dan lain sebagainya. Kalau berjauhan misalnya satu di Jakarta, satu di Medan maka potensi menajamkannya akan jauh lebih kecil.
  2. Besi yang lebih “tajam” akan melukai kita lebih besar. Siapa besi yang lebih tajam? Bisa orang tua kita, gembala di gereja, atasan kita di kantor, atau siapapun otoritas yang diatas kita, rasanya kalau mereka mengecewakan kita akan jauh lebih menyakitkan daripada kalau hanya teman biasa yang saling bergesekan bukan?

Tuhan mengerti hal itu. Namun pilihannya tetap ditangan kita.. kita mau menjadi lebih tajam dipakai oleh Dia lebih luar biasa atau akhirnya terluka dan menjadi pahit hati.

REFLEKSI:

Siapa saat ini yang sedang bergesekan dengan Anda?

Bagaimana respon Anda terhadap gesekan tersebut?

APLIKASI HARI INI:

Jika saat ini Anda dalam proses saling menajamkan dengan seseorang, minta hikmat Tuhan untuk mengerti apa maksud Tuhan dibalik peristiwa ini

 

God Bless